Bijak Dalam Menghadapi Masalah & Cara Mencapai Kebahagiaan

Māgha Pūjā & Seminar Buddhist 2563 BE / 2020 UKKB Dhammasena (Trisakti School of Management) The Palms Ballroom – Jakarta

8 Maret 2020

Pembicara:

YM. Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera YM. Bhikkhu Kamsai Sumano Mahathera

Tema: Bijak Dalam Menghadapi Masalah & Cara Mencapai Kebahagiaan

Penulis & Editor: Lij Lij

YM. Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera membuka seminar ini dengan sebuah ‘mantra’ yaitu :

“Menghadapi masalah adalah No Problem.”

Pertama kita harus tahu rahasia mendapatkan pañña. Lebih lanjut, Bhante memberikan sebuah “mantra kebijaksanaan” yaitu :

“Learn for understand; look for remember; doing real thing; everything easy.”

Dari 4 pasal ini; everything easy adalah yang terpenting karena pikiran ini yang paling menentukan; jika kita menganggap sulit maka sudah pasti akan menjadi sulit.

Jadi no problem-everything easy; adalah berpikir bahwa semua adalah mudah untuk dihadapi sehingga bukan masalah.

Hidup adalah proses untuk mengatasi masalah dengan waktu yang paling lama dari semenjak lahir sampai tanpa nafas.

Ada 2 masalah dalam hidup ini yaitu:

  • Masalah dalam dunia (duniawi)
  • Masalah tentang Dhamma (rohani)

Masalah yang kerap kali dialami oleh umat awam adalah dikarenakan “perebutan” yaitu:

  1. Sibuk merebut untuk mendapatkan makanan.
  2. Sibuk merebutkan tempat tinggal.
  3. Sibuk merebut pasangan hidup.
  4. Sibuk merebut kekuasaan.

Sang Buddha mengetahui penyebab dari penderitaan yaitu bahwa manusia di dunia ini begitu melekat pada nafsu keinginan. Jika masih menginginkan kebahagiaan maka akan sulit mendapatkannya karena masih melekat.

Masalah timbul dari ‘mencari’ baik itu makanan, tempat tinggal, pasangan, dan kekuasaan. Ketahuilah bahwa orang yang tidak mempunyai pasangan sebenarnya adalah orang yang paling beruntung.

Manusia yang terus mengikuti 4 hal ini tidak akan pernah selesai; maka yang harus dilakukan adalah memasuki ke-Bhikkhu-an untuk dapat terbebas dari hal-hal duniawi. Hanya dengan jalan ke-Bhikkhu- an dan praktek Dhamma hingga mencapai kebebasan.

4 Kebahagiaan yang dapat dimiliki sebagai umat awam:

  1. Memiliki harta
  2. Menggunakan kekayaan
  3. Tidak punya hutang
  4. Bekerja tanpa dicela

Dalam kehidupan duniawi bagaimana cara kita mencari kebahagiaan ? Cara paling mudah adalah selalu berpikir positif.

Ketika sedih tidak memiliki rambut (gundul), lihat sisi positifnya: tidak boros shampoo, tidak repot menyisir / mengikat rambut; sehingga ‘orang botak’ juga bisa bahagia dengan pikiran positif. Selalu melihat sisi yang baik.

Ketika seorang istri sedih karena suaminya pergi untuk perempuan lain; Bagus! Karena suami yang tidak baik tersebut sudah pergi sendiri tanpa perlu repot-repot mengusirnya. Itulah pikiran positif sehingga tidak adalah alasan untuk bersedih.

Bahkan orang yang sakit pun dapat berbahagia dengan melihat sisi positifnya. Ketika sakit kita akan tahu siapa saja yang perduli dengan kita. Selalu ada sisi positif yang dapat ditemukan.

Kesimpulannya adalah kita harus menghadapi dan mengatasi apapun yang terjadi.

Learn for understand belajar untuk mengerti bahwa dunia ini bukan milik kita.

Look to remember melihat sekeliling apa saja yang dapat membuat kita menjadi lebih bijaksana.

Doing real thing bekerja dengan sungguh-sungguh.

Everything easy semua mudah.

Tidak lama kita akan terbujur kaku di atas tanah tak berbeda dengan kayu lapuk yang tak berguna. Janganlah selalu sibuk melekat pada sesuatu, selalu melihat segi baik dari sebuah kesedihan; karena pikiran kita sendirilah dibalik semua kesedihan ataupun kebahagiaan kita.

Tinggal sendiri harus menjaga pikiran.

Tinggal dengan teman harus menjaga emosi dan pikiran.

Hiduplah dengan bijaksana. Kebijaksanaan yang diliputi oleh keyakinan sebagai pegangan.

Dalam Dhammapada syair ke-69 dikatakan:

“Selama buah dari suatu perbuatan jahat belum masak, maka orang bodoh akan menganggapnya manis seperti madu; tetapi apabila buah perbuatan itu telah masak maka ia akan merasakan pahitnya penderitaan”

Hidup adalah untuk melepaskan, jangan terlalu melekat karena penderitaan akan muncul dari kemelekatan.

Bahagia muncul dari melepas. Belajar melepaskan.

Meningkatnya kebijaksanaan adalah bagaimana kita melepas hal-hal duniawi. Memang sulit dan tidak mudah, tetapi perlahan-lahan melepas akan meringankan / mengurangi kemelekatan.

Apalagi jika melekat pada ‘orang yang berjiwa’. Jangan terlalu mengharapkan karena akan ‘patah hati’. Mengapa? Karena ketika kita melekat pada orang lain (misal: pasangan) maka kita akan mengharapkan diambil hati, dipuji, diangkat, diperlakukan luar biasa; sehingga apabila kenyataan tidak sesuai dengan harapan kita maka akan patah hati karena keegoisan kita sendiri. Sebaliknya ketika kita melayani pasangan hidup dengan baik maka kita tidak akan ditinggalkan.

Kita harus melihat kondisi sekeliling, look for remember. Sang Buddha memperoleh kebijaksanaan dengan melihat sekeliling dan melihat jauh. Pandangan yang luas untuk mengembangkan pikiran, mengembangkan kebijaksanaan.

Cara mengembangkan kebijaksanaan dapat dilakukan melalui:

  1. Suttamayapañña mendengarkan Dhamma, membaca buku-buku Dhamma, belajar dan jangan bosan mendengarkan.
  2. Cintamayapañña merenungkan, memikirkan Dhamma yang telah didengar / dilihat sehingga menjadi orang yang cerdas dan bahagia.
  3. Bhavanamayapañña meditasi untuk mencapai kebijaksanaan dengan pengetahuan vipassana memahami realitas hakiki nama & rupa.

Masalah bagai sebutir pasir yang sangat kecil, walaupun jumlahnya banyak tetapi pasti dapat diatasi dan tidak akan lebih dari kemampuan kita. Jadi ‘No Problem!’

YM. Bhikkhu Kamsai Sumano Mahathera memulai dengan pernyataan bahwa banyak orang mencari kebahagiaan. Memangnya, kebahagiaan hilang kemana? Banyak orang mencari cara menimbun kebahagiaan.

Tapi yang pertama harus diketahui adalah: Bahagia itu ada dimana???

Bahagia akan ada di menderita.

Apa maksudnya?

Ilustrasi sederhana: ketika kita tersiksa rasa kantuk, kemudian kita tidur -> itulah bahagia dari menderita; kita bisa tidur enak karena ngantuk; kita mencari bahagia dari rasa ngantuk yang menyerang.

Ketika haus kemudian kita minum -> itulah bahagia dari haus; kita bahagia dapat minum akibat dari rasa haus.

Bahagia tidak harus dicari di mana-mana. Saat haus kita mencari bahagia cari air. Dan ketika minum kita merasa puas. Terimakasih pada ‘haus’ sebab karenanya kita tahu rasa bahagianya minum, rasa puas bisa minum.

Jadi kebahagiaan ada dimana? Adalah tergantung cara kita memandang. Bagaimana kita memunculkan kebahagiaan dari penderitaan yang dialami. Dengan semangat mengubah penderitaan menjadi kewaspadaan dan hati-hati setiap saat serta selalu mengingat hal positif maka kebahagiaan batin akan diperoleh.

Positif dalam ucapan, pikiran, dan perbuatan. Mengenal kata ‘cukup’ maka bahagia akan selalu ada.

Keinginan, emosi, kemelekatan, kebencian, kebodohan adalah jalan yang salah yang akan menimbulkan penderitaan.

Ibarat gatal-gatal bisa langsung digaruk tetapi ‘bahagia’ yang ditimbulkan hanya bersifat sementara. Jadi kalau gatal-gatal lebih baik mandi karena ‘bahagia’ akan lebih lama.

Sīlena sugatiṁ yanti. Sīlena bhogasampadā. Sīlena nibbutiṁ yanti.

Merawat Sīla dengan baik akan mencapai kebahagiaan, akan memperoleh kekayaan lahir dan batin, dan akan memadamkan kilesa.

Menyucikan hati dan pikiran adalah harta yang paling berharga. Jadilah bahagia dengan kebijaksanaan, ketenangan, dan tanpa kemelekatan.

Kebahagiaan akan muncul dan lenyap sendiri. Kebahagiaan ada di ‘mini heart’ hati kecil kita masing- masing. Kebahagiaan dapat dicari di hati kecil kita masing-masing, bukan dicari di luar. Cukup dilihat saja, hanya ‘numpang lewat’, tidak perlu dilekati.

Tidak perlu dicari karena kita akan kecewa.

Memulai kehidupan dengan baik, menjalani pertengahan dengan baik, hingga akhir kehidupan juga baik. Bahagia karena praktek bukan karena umur.

Demikian yang dapat dituliskan kembali. Mohon maaf jika ada kesalahan pendengaran dan pemahaman.

Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Sabbe sattā bhavantu sukhitattā. Semoga semua makhluk berbahagia. Sādhu, sādhu, sādhu.

Sumber : https://www.sasanasubhasita.org/berita-78-bijak-dalam-menghadapi-masalah–cara- mencapai-kebahagiaan.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *